Jumat, 27 April 2012

Managemen Bencana


MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA
BIDANG KESEHATAN



Pengantar

Bencana tidak pernah direncanakan dan sewaktu-waktu bias terjadi, namun kita harus merencanakan untuk menghadapi bencana.


            Akhir-akhir ini Negri yang kita cintai ini banyak dilanda bencana. Bencana yang terjadi bisa berupa bencana alam  (natural disaster) dan bencana oleh karena ulah manusia (man made disaster). Tsunami aceh yang begitu mengerikan, gempa Jogya yang menghancur leburkan, sampai bencana banjir yang melanda Jawa umumnya dan Solo khususnya. Bencana selalu meninggalkan kepedihan, kesengsaraan, kesakitan dan kerugian yang besar bagi korban, masyarakat lainnya dan Negara. Lebih menjengkelkan lagi adalah terjadinya bencana aibat ulah manusia, Pesawat hlang, pesawat meledak, kapal terbakar, kapal tenggelam, pabrik yang meledak, merupakan suatu bencana yang ironisnya dibuat oleh manusia dan yang lebih menyakitkan adalah bencana akibat bom yang dibuat oleh saudara kita. Oleh karena banyaknya bencana yang ada di negri ini, maka negri ini disebut sebagai supermarket bencana (Disaster Sipermarket).

            Dampak bencana begitu luas, seluruh sector kehidupan terimbas olehnya, termasuk sector kesehatan. Belajar dari bencana yang terjadi, sekali lagi kita harus mampu menghadapi, menanggulangi dan akhirnya mencegah bencana yang lebih besar. Departemen Kesehatan telah menyusun suatu Pedoman Tehnis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana. Paper ini akan menjelaskan pedoman tersebut yang dipadukan dengan pengalaman dan pengananan bencana di Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Tujuan pembuatan makalah ini adalah ;

  1. Mengerti potensi bencana dan jenisnya khususnya di Surakarta
  2. Mengerti Managemen Bencana secara umum
  3. Mengerti managemen Bidang Kesehatan untuk Bencana
  4. Menyiapkan institusi untuk managemen bencana
  5. Menyiapkan individu menghadapi bencana


Macam-Macam Bencana

            Secara umum, bencana dibagi dua ;
            1. Bencana alam
Banjir, Longsor, Erupsi gunung, Tsunami, Angin ribut, Gempa bumi. Negri kita terletak pada 4 lapisan tektonnik geologi yang sangat aktif dan juga terletak pada pertemuan 2 deret gunung api yang aktif sehingga sering disebut sebagai Ring Of Fire.

            2. Bencana Buatan Manusia
           
                        a. Traffic Accident  ( Bencana lalu lintas ) : Kereta api, Kapal, Pesawat
                        b. Industrial Accident : Pabrik terbakar, meledak
                        c. Sosial Politic Conflict : Konflik Suku ( Genocide), Partai ( PILKADA ),
                                          Agama

Karena banyaknya potensi bencana di Indonesia, maka negri kita disebut sebagai Disaster Supermarket /  Supermarket bencana.


Dampak Bencana di Sektor Kesehatan

            a. Dampak berupa korban ( Massal atau perorangan )
               
     Usaha utama penanganan korban adalah menyelamatkan jiwa korban dan
    menurunkan angka kesakitan.

b. Dampak pengungsian
   
    Usaha yang utama adalah melindungi pengungsi dari kesakitan dengan suatu 
    upaya kesehatan yang meliputi Pencegahan penyakit (Preventif) , Peningkatan 
    kesehatan (Promotif), Pengobatan (Kuratif) dan Pemulihan Kesehatan
    (Rehabilitatif) .

c. Dampak terhadap Fasilitas Kesehatan

    Usaha utama adalah merehabilitasi dan meningkatkan kemampuan sarana
    kesehatan didaerah bencana dalam menghadapi bencana.


Managemen Bencana di Bidang Kesehatan

            Penanganan bencana dibidang kesehatan secara prinsip sama dengan bidang yang lain yang berputar pada siklus penanganan bencana, biasanya dengan diawali dan disadarkan jika telah terjadi bencana. Siklus tersebut dikerjakan terus menerus berkesinambungan dan terjaga kesiap siagaannya. Maka bila terjadi bencana maka akan dilakukan suatu Respon yang meliputi :

            1. Emergency Operational Respons fase tanggap darurat berupa ;
a. Pengiriman tim medis gerak cepat
Tim yang bertugas melakukan penyelamatan jiwa dan menurunkan kesakitan. Tim ini bergerak dalam 24 jam pertama yang terdiri dari seorang Dokter, seorang DVI, dua Perawat, Apotheker/asisten, Sanitarian, Sopir dengan ambulance dan perlengkapannya. Tim ini diikuti oleh

b. Team Rapid Health Assesment  (RHA),
Tim yang bertugas melakukan pendataan untuk melaporkan kebutuhan-kebutuhan dibidang kesehatan. Tim ini terdiri dari seorang Dokter, seorang Sanitarian/SKM/Epidemiolog
           
c. Tim Bantuan Medis
Tim ini diberangkatkan sesuai keutuhan yang diperlukan atau dilaporkan oleh tim 1 dan 2 yang akan berfungsi untuk membuka Pos Pos Kesehatan di daerah bencana .


            2. Fase Rehabilitasi & Rekontruksi
    Fase tanggap darurat yang berlangsung selama 1 minggu dan diikuti dengan
     fase rehabilitasi selama 1 bulan diikuti fase rekontruksi selama 6 bulan.



Diagram 1. Managemen Bencana



                       

            3. Fase Mitigasi ( fase penurunan resiko bencana )

Pada fase ini dilakukan usaha-usaha untuk meredam atau mengurangi bencana dan juga meredam atau mengurangi dampak bencana yang meliputi

            a. Pengenalan faktor resiko / Hazard, penyebab penyebab bencana harus dikenali
            b. Rencana mereduksi faktor resiko, jika penyebab dikenali maka faktor resiko
                diturunkan atau dihilangkan.
            c. Rencana mengurangi dampak bencana ( Mitigation Plan ), jika bencana tidak
                bisa dihindari maka dilakukan rencana pengurangan dampak bencana.

           
            4. Fase Preparedness

Fase ini adalah fase kesiap siagaan. Pada fase ini dilakukan usaha usaha berupa upaya melakuakan peringatan dini dan penilaian faktor resiko ( Early waning and Risk assesmen ) dan suatu pendelegasian gugus tugas ( Contigency Plan ).

Fase-fase tersebut dilakukan dengan melihat semua kemampuan dengan pedoman managemen umum berupa Sumber daya manusia, Keuangan, Metode, waktu dan nilai-nilai yang dianut (.Man, Money, Methode, Time and Value.)





Penanganan Banjir Solo di bidang Kesehatan

            Penanganan banjir di Solo di bidang kesehatan menganut pada acuan yang dibuat oleh Departemen Kesehatan dengan disesuaikan kondisi daerah Solo. Penganan itu berupa :

1. Operational Respons fase tanggap darurat berupa ;

a. Pengiriman 2 tim medis gerak cepat yang bertugas melakukan penyelamatan jiwa dan menurunkan kesakitan. Tim pertama bergerak didaerah Joyontakan dan semangi sedang Tim II bergerak didaerah Sewu dan Jebres. Dalam kenyataannya banyak Tim Gerak Cepat dilura Tim Dinas Kesehatan yang bergerak termasuk Tim PMI, Tim RSU Kustati dan RS swasta lainnya.
b. Satu Team Rapid Health Assesment  (RHA), yang bertugas melakukan pendataan untuk melaporkan kebutuhan-kebutuhan dibidang kesehatan. Tim ini terdiri dari seorang  seorang Sanitarian/SKM/Epidemiolog daan didampingi seorang perawat, sopir dan Apotheker. Hasil kerja tim ini dipaparkan dalam tindak lanjut epidemologi yang diterangkan dalam fase selanjutnya.      

                        c. Tim Bantuan Medis

Tim ini diberangkatkan sesuai kebutuhan yang diperlukan atau dilaporkan oleh tim 1 dan 2 yang akan berfungsi untuk membuka Pos Pos Kesehatan di daerah bencana , dalam pelaksanaannya didirikan Pos-Pos Kesehatan Dinas Kesehatan sebanyak 14 Pos Kes.


                        2. Fase Rehabilitasi & Rekontruksi
Fase tanggap darurat yang berlangsung selama 1 minggu dan diikuti dengan fase rehabilitasi selama 1 bulan diikuti fase rekontruksi selama 6 bulan. Pada fase ini Dinas Kesehatan melakuakn revitalisasi Puskesmas Pembantu yang kebanjiran dengan dropping peralatan dan obat-obatan serta pembersihan sarana dan prasarana yang masih bsa dipakai.
Pada fase ini juga dilakukan tindakan hasil penilaian tim RHA, berupa ;
1. Pembagian peralatan higyene perseorangan
2. Pembagian penjernih air
3. Kaporitisasi sumur penduduk yang tercemar
4. Pembagian Karbol / Lysol Desinfektan
5. Penyiapan persediaan Anti tetanus serum (ATS)
6. Pembagian MP ASI dan Biskuit

            3. Fase Mitigasi ( fase penurunan resiko bencana )

Pada fase ini dilakukan usaha-usaha untuk meredam atau mengurangi bencana dan juga meredam atau mengurangi dampak bencana yang meliputi. Pada fase ini bidang kesehatan lebih cenderung pasif, dengan melakukan pegobatan dan upaya kesehatan yang insidentil dan screening penderita banjir melalui pengobatan massal. Fase ini lebih banyak diperankan oleh institusi lainnya dengan ;

            a. Pengenalan faktor resiko / Hazard, penyebab penyebab bencana harus dikenali
            b. Rencana mereduksi faktor resiko, jika penyebab dikenali maka faktor resiko
                diturunkan atau dihilangkan.
            c. Rencana mengurangi dampak bencana ( Mitigation Plan ), jika bencana tidak
                bisa dihindari maka dilakukan rencana pengurangan dampak bencana.
            4. Fase Preparedness

Fase ini adalah fase kesiap siagaan. Pada fase ini dilakukan usaha usaha berupa upaya melakuakan peringatan dini dan penilaian faktor resiko ( Early waning and Risk assesmen ) dan suatu pendelegasian gugus tugas ( Contigency Plan ). Dinas kesehatn melakuikan fase kesiap siagaan dengan melakuakn tindakan ;
1. Revitalisasi sarana dan pra sarana PPPK ( Ambulance, Peralatan, Obat-
    obatan dan ) baik di Dinas dan Puskesmas.
2. Menyiagakan Brigada siaga Bencanha (BSB) yang ada di Dinas 
    Kesehatan dan Puskesmas serta RSD Surakarta.
3. Merlaksanakan rencana kontingensi (pendelegasia tugas) dengan
    membentuk Gugus Tugas untuk menempati Pos-Pos tertentu yang 
    sudah ditentukan melalui kesepakatan rapat evaluasi bencana.


Fase-fase tersebut dilakukan dengan melihat semua kemampuan di Dinas Kesehatan dengan melibatkan sektor terkaity bila diperlukan.




                                                            Surakarta, 27 Maret 2008
                                                                    Ka Sie Yan Kes,





                                                                   dr.
( Mohon maaf aku lupa mengutip sumber gambar ambulan aneh ini ) Wahyu Indianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar